Pengaruh tatanan batas taman publik terhadap kontrol struktur lingkungan perkantoran pusat pemerintahan kota

Isi Artikel Utama

Titania Aulia
Yohanes Karyadi Kusliansjah
Hartanto Budiyuwono

Abstrak

Keberadaan fasilitas taman sebagai ruang terbuka publik menjadi fenomena kegiatan pembangunan yang marak dilaksanakan, merujuk pada kebutuhan ruang interaksi bagi masyarakat. Fungsi taman pada perkembangannya tidak lepas dari nilai sejarah sejak penjajahan era kolonial, dimana keberadaannya merupakan wujud pengadaan ruang terbuka hijau yang berkiblat pada taman-taman di Eropa. Melihat realita perkembangannya, fasilitas taman kini tidak hanya dibangun pada area kantung kota saja, tetapi juga merambah hingga lingkungan formal seperti kantor pemerintahan. Kota Bandung, Surabaya, dan Semarang menjadi 3 (tiga) contoh ibukota di Indonesia yang melakukan pembangunan tersebut, yakni pada kompleks Balai Kota. Kedua fasilitas yang berada pada satu area ini dapat mendorong isu mengenai tatanan batas taman publik yang mewadahi aktivitas informal terhadap kontrol struktur lingkungan perkantoran pusat pemerintahan kota sebagai bangunan eksisting yang mewadahi aktivitas formal. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan analitis berlandaskan teori. Analisis dilakukan dengan mengamati tata lansekap dan fungsi sejak awal didirikan guna mengetahui aspek-aspek apa saja yang dipertahankan maupun bertransformasi. Setelah itu, mengenai kepemilikan elemen-elemen batas spasialnya pada masa kini. Berdasarkan penelitian, Balai Kota Bandung, Surabaya, dan Semarang menunjukkan bahwa keberadaan taman publik pada lingkungan perkantoran menghasilkan tatanan yang dapat mempengaruhi kecenderungan tatanan dan pola pergerakan lingkungan secara keseluruhan.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Rincian Artikel

Bagian
ARTIKEL-PENELITIAN

Referensi

Bukit, Elya Santa, Himasari Hanan, and Arif Sarwo Wibowo. 2012. ‘Aplikasi Metode N. J. Habraken Pada Studi Transformasi Permukiman Tradisional’. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia (JLBI) 1 (1): 51–62. https://jlbi.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2012/07/V1N1-p051-p062-Aplikasi-Metoda-N.J.-Habraken-pada-Studi-Transformasi-Permukiman-Tradisional.pdf.
Ching, Francis D. K. 2007. Architecture: Form, Space, and Order. 3rd ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Dianty, Grace Putri, and Yohanes Basuki Dwisusanto. 2020. ‘Aktivitas Di Alun-Alun Sebagai Ruang Terbuka Publik Dengan Konsep Lapangan, Kasus Studi: Alun-Alun Bandung’. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 5 (1): 47–56. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.116.
Garvin, Alexander. 2011. Public Parks, The Key to Livable Communities. New York: W. W. Norton & Company Inc.
Habraken, N. John. 1998. The Structure of the Ordinary, Form and Control in the Built Environment. Edited by Jonathan Teicher. Paperback. Cambridge: MIT Press. https://www.habraken.com/html/structure_of_the_ordinary.htm.
Hanan, Himasari. 2013. ‘Open Space as Meaningful Place for Students in ITB Campus’. Procedia - Social and Behavioral Sciences 85 (September): 308–17. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.08.361.
Handinoto. 1993. ‘Arsitek G. C. Citroen Dan Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda Di Surabaya (1915-1940)’. Dimensi 19: 1–16. https://adoc.pub/arsitek-gc-citroen-dan-perkembangan-arsitektur-kolonial-bela.html.
Hantono, Dedi. 2019. ‘Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik’. NALARs 18 (1): 45. https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56.
Harahap, Akhir Matua. 2017. ‘Poestaha Depok’. Poestaha Depok. 2017. https://poestahadepok.blogspot.com/search?q=Harahap.
Hartoyo, Hansen, and Santoni. 2018. ‘Kriteria Ruang Publik Kalijodo Pendukung Aksesibilitas Dan Peningkatan Aktivitas’. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 2 (2): 113–24. https://doi.org/10.30822/arteks.v2i1.45.
Hidayati, Hana Eka, and Roni Sugiarto. 2020. ‘Peran Tatanan Elemen Arsitektural Terhadap Pembentukan Soundscape Pada Ruang Terbuka Publik Balai Kota Bandung’. Riset Arsitektur (RISA) 4 (04): 350–62. https://doi.org/10.26593/risa.v4i04.3938.350-362.
Irfandi, Mirza, Irzaidi, and Khairul Huda. 2017. ‘Pengaruh Kualitas Fisik Ruang Terbuka Publik Aktif Perkotaan Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat’. In Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6, A023–30. Banda Aceh: Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. https://doi.org/10.32315/ti.6.a023.
Irwanto, Deny. 2017. ‘Proyek Taman Balai Kota Senilai Rp 1,7 Miliar Membuat Kecewa Hevearita, Begini Alasanya’. BeritaSemarang. 2017. https://www.beritasemarang.net/proyek-taman-balai-kota-senilai-rp-17-miliar-membuat-kecewa-hevearita-begini-alasanya/5087/.
Kunto, Harjoto. 1984. Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe. Bandung: Granesia.
Laguerre, Michel S. 1994. The Informal City. New York: St. Martin’s Press, Inc.
Liem, Yoseph, and Reginaldo Chistophori Lake. 2018. ‘Pemaknaan Ruang Terbuka Publik Taman Nostalgia Kota Kupang’. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 2 (2): 149–58. https://doi.org/10.30822/arteks.v2i1.48.
Maslow, Abraham. 1954. Motivation and Personality. New York: Harper.
Suriastuti, Mira Zulia, Deddy Wahjudi, and Bagus Handoko. 2014. ‘Kajian Penerapan Konsep Kearifan Lokal Pada Perancangan Arsitektur Balaikota Bandung’. Jurnal Itenas Rekarupa 2 (1): 122–28. http://jurnalonline.itenas.ac.id/index.php/rekarupa/article/view/710.
Trancik, Roger. 1986. Finding Lost Space: Theories of Urban Design. Finding Lost Space. New York: John Wiley & Sons Inc.
Viantara, Risma. 2020. ‘Analisis Taman Tematik Sebagai Ruang Terbuka Publik Di Kota Bandung’. Geoplanart 3 (1): 46–56.
Wibowo, Ari, and Mangasa Ritonga. 2018. ‘Kebutuhan Pengembangan Standar Nasional Indonesia Fasilitas Taman Kota’. Jurnal Standardisasi 18 (3): 161. https://doi.org/10.31153/js.v18i3.234.